Ilustrasi Korupsi |
KPK
(Komisi Pemberantasan Korupsi) mencatat lebih dari lima puluh kasus
korupsi yang terjadi di Indonesia dan lebih banyak lagi kasus korupsi
yang tidak tercatat. Maraknya kasus korupsi di Indonesia dapat diartikan
sebagai lemahnya kontrol diri para pejabat terkait dan tidak berdayanya
instansi-instansi pemerintahan maupun non-pemerintahan yang menjadi
pengamat kasus ini. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah antisipasi yang
dapat menekan laju pertumbuhan kasus korupsi Indonesia di masa
mendatang.
Pendidikan
anti-korupsi sejak dini adalah salah satu cara untuk menekan laju
tersebut. Mengingat pendidikan adalah hal yang fundamental dalam
membentuk karakter manusia dan bisa menentukan tinggi-rendahnya
peradaban yang dibentuknya. Menilik pada pengertian seperti ini,
sepertinya pendidikan anti-korupsi yang mulai diberlakukan di beberapa
daerah perlu digalakkan secara nasional dan berkelanjutan. Betapa
pentingnya pendidikan anti-korupsi sejak dini bisa dianalogikan sebagai
betapa pentingnya merawat, menjaga dan mempersiapkan bibit-bibit tanaman
yang hendak ditumbuhkan menjadi sebuah pohon yang memberikan banyak
manfaat. Yang keberadaanya tak hanya bisa menyerap sari tanah dengan
akarnya tetapi juga bisa menghasilkan buah-buah yang segar untuk
dikonsumsi serta dahan yang rindang untuk dijadikan tempat berteduh. Ini
sejalan dengan misi pendidikan anti-korupsi sejak dini. Dengan
penanaman nilai-nilai moral, pembekalan ilmu pengetahuan tentang hukum,
adat istiadat ketimuran serta religiusitas kepercayaan pada Tuhan
diharapkan bisa mencetak calon-calon figure pemangku kekuasaan yang
bersih dari korupsi.
Namun,
hambatan yang kemudian muncul adalah sikap acuh tak acuhnya para
penegak hukum dan para pemegang peran pendidik anak yang kemudian
menciptakan kondisi yang kurang kondusif untuk pelaksanaan pendidikan
semacam ini. Ini merupakan masalah yang komplek karena memiliki dua sisi
yang bertentangan. Di satu sisi, kita dan mereka membenci tindak
korupsi yang dilakukan oleh para pejabat tinggi tetapi di sisi lain,
pada kenyataannya secara tidak langsung kita melakukan praktik-praktik
yang menuju pada tindakan korupsi meski dalam skala kecil. Oleh karena
itulah, dibutuhkan hubungan kerjasama yang intensif dan berkelanjutan
antara mereka serta anak yang menjadi objek pendidikan.
Pendidikan
anti-korupsi pada anak dapat dimulai melalui jalan memberikan
pengertian tentang segala sesuatu mengenai korupsi termasuk kedalamnya
adalah betapa buruknya pengaruh yang dapat diakibatkan dari tindakan
tersebut yang disisipkan dalam dialog-dialog kecil dan tidak terencana.
Selain itu, contoh tindakan anti-korupsi secara langsung juga
diperlukan karena anak-anak cenderung meniru apa yang menjadi kebiasaan
orang-orang yang lebih tua darinya.
Salah
satu cara efektif yang dapat dilakukan di lingkungan sekolah dalam
proses pendidikan anti-korupsi sejak dini selain pemberian materi secara
formal juga bisa dilakukan dengan diadakannya warung kejujuran. Selain
melatih siswa untuk bersikap jujur juga siswa dibebani tanggung jawab
mengenai segala sesuatu yang terjadi di warung tersebut. Hal ini bisa
memicu dan mengasah sifat-sifat yang diharapkan timbul dari diri para
siswa. Sehingga ketika mereka dibebani kepercayaan yang lebih dari itu
suatu hari nanti, tanpa merasa dimata-matai pun mereka bisa bersikap
jujur.
Maraknya
kasus korupsi di Indonesia memang tidak bisa secara serta merta
diberantas dan hilang begitu saja. Perlu antisipasi dini untuk menekan
laju peningkatan kasus korupsi ini. Dan salah satu cara yang dapat
diterapkan adalah dengan digalakkannya pendidikan anti-korupsi sejak
dini. Dengan adanya pendidikan semacam ini, diharapkan beberapa tahun
kemudian ketika bibit-bibit calon pemimpin yang kini masih menjadi tunas
menjabat bisa menghilangkan kegelisahan masyarakat akan kasus korupsi
yang tak kunjung berakhir. Dan Indonesia bisa menjadi salah satu negara
di dunia yang bersih dari korupsi.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar