Halaman

Kamis, 17 Juni 2010

Kuasa-Nya Yang Mengubahkan

Amazing Grace, how sweet the sound,
That saved a wretch like me……
I once was lost but now am found
Was blind, but now I see
The Lord has promised well to me
His word my hope secures
He will my shield and portion be
As long as life endures.

Setiap dari kita pasti pernah mendengar dan mengenal lagu Amazing Grace.
Lagu tersebut merupakan kesaksian dari kehidupan pribadi John Newton yang lahir pada tahun 1725 di Inggris. Ia lahir dari seorang ibu yang sangat mencintai Yesus. Namun sayang sekali, sang ibu telah meninggalkannya pada saat John baru berusia 7 tahun. Hal itu menyebabkan John harus tinggal dengan ayahnya dan dididik dengan keras karena ayah John adalah seorang pelaut. Pada usia 11 tahun, John sudah bergaul dengan para kelasi kapal yang kasar dan bejat moralnya, sehingga hal itu telah membentuk sifat dan karakter John menjadi seorang yang sama jahat pula. Bahkan tidak jarang ia memperjual belikan manusia sebagai budak.

Suatu hari kapal yang ditumpangi John di timpa badai yang sangat dahsyat selama 9 jam. Saat berada dalam situasi yang mengerikan itu, terlintas dalam ingatannya wajah sang ibu yang sedang berlutut dan berdoa. Dia pernah mendengar nama Yesus yang di sebut ibunya dalam doanya. Mengingat teladan yang ibunya berikan saat dia masih kecil bahwa di dalam kesesakan kita dapat berseru kepada Yesus untuk memohon pertolonganNya, maka John pun berteriak minta tolong dan bahkan setelah itu ia pun meminta Yesus untuk tinggal dalam hidupnya. Jalan yang di lalui John dalam proses pengenalannya kepada Yesus dan dalam pelayanannya tidaklah mudah. Ia tidak diterima oleh siapapun di Inggris karena orang-orang telah mengenalnya sebagai seorang penjahat. Namun oleh karena penyertaan dan belas kasihan Tuhan Yesus atas hidupnya, akhirnya ia pun dapat di terima oleh masyarakat dan berhasil di tahbiskan menjadi seorang Pendeta.

Diakhir hidupnya, John pernah mengatakan bahwa “Daya ingatku hampir lenyap, tetapi aku masih ingat bahwa akulah penjahat terbesar dan Yesuslah penyelamat yang terbesar.”

Dari kesaksian hidup John, kita bisa melihat bahwa dalam hidup kita, selalu ada anugerah pengampunan dan kehidupan yang diubahkan bagi kita, asalkan kita mau datang kepada Dia dan mengakui segala dosa kita dihadapanNya. I Yohanes 1:9.
John bukan hanya selamat dari badai dan gelora laut yang ganas, namun dia juga mengalami suatu perubahan hidup yang luar biasa. Kemenangan demi kemenangan dia dapat alami, baik kemenangan atas permasalahan hidup yang menimpanya maupun kemenangan atas dosa.

Kehidupan kekal bersama Yesus diterimanya sebagai anugerah yang terbesar saat ia memilih untuk berseru pada Yesus dan mengundang Yesus tinggal dalam kehidupannya. Apakah saat ini kapal kehidupan kita juga sedang diombang ambingkan oleh berbagai badai permasalahan?

Apakah kita telah kehilangan kekuatan untuk mengarungi kehidupan yang semakin sulit dan tidak menentu ini? Hidup bersama Yesus memang tidak selalu mudah, tapi pasti selalu benar oleh sebab itu berserulah pada Yesus, dan terimalah keselamatan, kekuatan dan kemenangan dari-Nya. Karena berkat ini bukannya hanya milik John Newton saja namun berkat itu juga Dia janjikan bagi setiap orang yang mau berseru dan percaya kepada-Nya. John telah mengalami Kuasa-Nya yang luar biasa.
Hidupnya telah diubahkan menjadi orang yang berkemenangan, karena Firman Tuhan berkata: ”Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang oleh Dia yang mengasihi kita.” Roma 8:37.
Bagaimana dengan anda?

Tuhan memberkati.

Selasa, 15 Juni 2010

HIDUP BAGI TUHAN

Tidak ada kerinduan yang lebih besar dari pada kerinduan seorang ayah atau ibu untuk melihat putra-putrinya berhasil meraih sukses dalam hidupnya. Keberhasilan yang dicapai tentu melewati tahapan-tahapan yang harus dilalui, dari seorang anak kecil bertumbuh menjadi remaja, pemuda dan akhirnya menjadi dewasa. Perubahan yang diharapkan tentu perubahan yang positif yang berarti bukan menjadi pemuda/i yang lemah, tidak bersemangat, bermalas-malasan dan hidup secara sembarangan. Tentunya yang diharapkan adalah pemuda/i yang bersemangat, kreatif, disiplin dan ingin maju. Hal ini sama dengan kerinduan Tuhan Yesus untuk kita yaitu agar hidup bertumbuh dan berkembang kearah yang positif.
Perintah Tuhan dalam Efesus 6:1-9 ditujukan kepada anak-anak, bapa-bapa,hamba-hamba dan tuan-tuan, (kita semua) untuk hidup dengan baik dan berkenan kepada Tuhan. Perintah Tuhan dalam ayat di atas meliputi lingkup yang lebih luas, yaitu:

1.Hidup yang menjadikan Firman Tuhan sebagai acuan.
Segala tingkah laku, perkataan, pikiran dan perasaan serta kehendak kita haruslah sesuai dengan Firman Tuhan, bukan disesuaikan dengan keinginan perasaan kita semata atau sesuai dengan kebudayaan lingkungan dan kebiasaan hidup kita. Tetapi Firman Tuhan menjadi Tolak ukur dan dasar acuan dalam melakukan segala sesuatu.

2.Melakukan perintah Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Ketaatan dalam melakukan Firman Tuhan haruslah dengan sungguh-sungguh dilakukan, walaupun Firman itu kadang-kadang kelihatan kuno atau dianggap sudah tidak sesuai keinginan dan perasaan hati kita,namun kita harus tetap menunjukkan Iman percaya yang sungguh kepada Tuhan akan memampukan kita melakukan Firman itu.
Allah menghendaki kita mengalami perubahan melalui FirmanNya. Karena itu periksalah diri kita, sudahkah kita hidup sesuai dengan standart, tolak ukur Firman Tuhan dan melakukannya dengan setia.

”Orang yang hidup dalam Tuhan adalah mereka yang setia melakukan FirmanNya”